Polusi atau pencemaran lingkungan terjadi begitu cepat tak
terkendali. Beban pencemaran juga semakin parah akibat limbah industri dari
berbagai bahan kimia termasuk logam berat.
Baru-baru ini, penelitian yang dilakukan di Inggris menemukan bahwa polusi
bahan-bahan kimia telah menyebabkan kelainan organ reproduksi pada
berang-berang jantan.
Menurut laporan dari BBC Nature, 28
Februari 2013, para peneliti terkejut dengan penurunan ukuran tulang kemaluan
berang-berang jantan yang tinggal di sungai-sungai wilayah Inggris dan Wales.
"Ini sesuatu yang perlu dilakukan penyelidikan lebih lanjut," kata Dr
Elizabeth Chadwick, manajer proyek berang-berang di Cardiff University.
Sejak tahun 1970-an, populasi berang-berang di Inggris terus anjlok. Penurunan
ini disebabkan pencemaran Persistent Organic Pollutants (POPs) tingkat tinggi di sungai.
Namun, sejak kandungan pestisida organochlorine dilarang
di Inggris, populasi berang-berang meningkat lagi.
Para peneliti lantas meneliti ratusan berang-berang yang mati di laboratorium,
dan menguji apakah pencemaran POPs berpengaruh pada kesehatan hewan tersebut.
Hasilnya, para peneliti tidak menemukan antara kandungan bahan kimia di sungai
dengan menyusutnya tulang kemaluan berang-berang dari waktu ke waktu.
Namun, ada laporan yang berspekulasi, bahwa
pencemaran dari bahan kimia bisa menyebabkan kelainan pada organ reproduksi.
"Kami sedang mencari penjelasan dan memberikan kesimpulan mengenai
kemungkinan bahan kimia Endocrine Disrupting Chemicals (EDCs) menyebabkan tulang 'penis'
berubah," kata Chadwick.
Menurut World Health Organisation (WHO), EDC adalah bahan kimia sintetis yang
dapat mempengaruhi sistem hormon hewan.
Laporan ini langsung menuai keprihatinan dari berbagai badan lingkungan hidup
di Inggris. "Berang-berang adalah salah satu predator puncak di kawasan
sungai di Inggris, sehingga penting di dalam ekosistem lingkungan sungai,"
kata Anna Jones, peneliti dari Chemicals, Health and Environment (CHEM).
Dia mengatakan, kesehatan berang-berang bisa menjadi indikator kesehatan
lingkungan tempat mereka tinggal, salah satunya adalah kesehatan ikan.
"Selain itu, masalah penurunan ukuran kelamin pada berang-berang bisa
menjadi peringatan bagi mamalia lain, termasuk manusia!" kata Chadwick.
(eh)