Rabu, 27 Februari 2013

ILMUWAN MENGUAK ASAL-USUL METEORIT RUSIA

Para astronom berhasil melacak asal-usul meteorit yang menghantam wilayah Ural, Rusia, awal bulan ini. Dengan menggunakan rekaman video amatir, astronom berhasil menjelaskan lintasan meteor saat masuk atmosfer bumi dan mengonstruksikan orbitnya terhadap matahari.

Sebagaimana diberitakan BBC, Selasa 26 Februari 2013, rekonstruksi itu dilakukan oleh tim ilmuwan dari Kolombia. Para ilmuwan ini menggunakan berbagai rekaman bola api yang timbul akibat gesekan antara meteorit dengan atmosfir di atas Kota Chelyabinsk, Rusia. Rekaman-rekaman itu diambil dari rekaman amatir kamera telepon seluler, CCTV, kamera dashboard mobil, dan rekaman lain yang berada di sejumlah laman.


Pada awalnya, meteor yang jatuh ini diperkirakan berbobot 10 ton. Badan Ruang Angkasa Amerika Serikat, NASA, kemudian memperkirakan beratnya sekitar 7.000 hingga 10.000 ton. NASA juga memprediksi ukuran meteor ini sebesar 17 meter.

Dengan menggunakan rekaman video dan menganalisa dampak yang ditimbulkan pada lokasi jatuhnya meteor, ilmuwan Jorge Zuluaga dan Ignacio Ferrin dari Universitas Antioquia, Medellin, Kolombia, mampu menggunakan trigonometri sederhana untuk menghitung tinggi, kecepatan, dan posisi benda saat jatuh ke bumi.

Untuk merekonstruksi asal orbit meteor ini pada matahari, para ilmuwan ini menggunakan enam lintasan berbeda saat memasuki atmosfer bumi. Sebagian besar terkait dengan titik di mana meteor menjadi tampak cukup terang untuk memberikan bayangan ke video.

Para peneliti ini kemudian memasukkan gambar mereka ke software astronomi yang dikembangkan oleh Observator Angkatan Laut Amerika Serikat. Hasilnya, penelitian ini menunjukkan meteorit yang dinamakan Chebarkul ini berasal dari keluarga bebatuan luar angkasa yang sudah dikenal dengan baik, yaitu asteroid Apollo yang orbitnya melintasi bumi.

Dari sekitar 9.700 asteroid yang ditemukan di dekat bumi, sekitar 5.200 di antaranya diduga dari keluarga Apollo. Secara umum, berdasarkan tipe dan orbitnya, asteroid dibedakan dalam beberapa grup, seperti Apollo, Aten, atau Amor.

Ilmuwan dari Universitas Kent, Inggris, Stephen Lowry, mengatakan tim peneliti ini telah melakukan pekerjaan yang bagus dengan segera mempublikasikan penelitiannya.

"Ini jelas terlihat seperti asteroid anggota kelas Apollo. Lintasannya yang elips, kecenderungan orbitnya, mengindikasikan asal tata surya, kemungkinan besar dari sabuk asteroid antara Mars dan Jupiter. Mungkin, dengan data yang lebih banyak, kita dapat menentukan kira-kira dari mana asal sabuk asteoidnya," ungkap Lowry. (VIVANEWS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar